ETIKA, ETIKET, DAN KODE ETIK

Hulla, kami balik lagi nih. kali ini kami ingin membahasa mengenai etika, etiket, dan kode etik. kalian pasti suka bingung dong bedanya etika dengan etiket itu apa, jadi langsung aja ya kami kasih tau perbedaannya.

Pengertian Etika
Menurut KBBI, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani=Ethos: watak. Sedangkan moral berasal dari kata Latin: Mos (tunggal), moris (jamak) yang artinya kebiasaan. Jadi etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan.

Perbedaan Etika dengan Etiket

  1. Etiket menyangkut "cara" suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tantang "perbuatan itu sendiri".
  2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan; etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
  3. Etiket bersifat relatif; etika bersifat absolut.
  4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja; etika menyangkut manusia dari segi dalam.
itulah beberapa perbedaan antara etika dengan etiket.

Kami juga ingin membahas beberapa contoh dari etika, etiket, dan kode etik beserta alasannya.


ETIKA
KASUS ETIKA BISNIS INDOMIE DI TAIWAN
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama
menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada
pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme
pasar. Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh
keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang
berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia
yang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-
produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung
bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung
dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat
tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat
(08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari
peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak
memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil
Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait
produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka
Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan
meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang
mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk
Indomie.
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung di
dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan
pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini
umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri
pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan
tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan
bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam
mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan
aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah. Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan
aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per
kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang
bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.

Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision,
produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan
kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie
yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di
antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

sumber: https://breaktimeug.wordpress.com/2016/01/04/artikel-etika- bisnis/amp/

Mengapa artikel diatas dapat dikatakan sebagai contoh dari Etika?
Artikel di atas termasuk dalam contoh kasus etika karena dalam artikel tersebut
membahas perdebatan mengenai baik atau tidaknya produk indomie dikonsumsi oleh
masyarakat. Dalam artikel di atas kita juga dapat menemukan bahwa etika di Indonesia dan di
Taiwan memiliki perbedaan khususnya dalam etika bisnis, di mana menurut pemerintah
Indonesia produk indomie tidak melanggar etika bisnis mengenai industri/produksi(komposisi)
dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Pemerintah Taiwan beranggapan bahwa produk indomie
secara tidak langsung melanggar etika bisnis karena produknya mengandung zat yang biasanya
ditemukan dalam produk kosmetik serta beranggapan bahwa produk indomie tidak layak
konsumsi dan melakukan penarikan produk dari setiap took yang ada. Menurut kami produk
indomie tidak melanggar etika bisnis karena selama zat tersebut masih dalam batas yang
ditentukan maka sah-sah saja untuk dikonsumsi oleh masyarakat asalkan tidak terlalu sering
mengkonsumsinya.

ETIKET
Petik sakura sampai buang sampah, etiket di Jepang yang 'belum diketahui' turis
Indonesia
Unggahan seorang warga Indonesia yang melihat turis tidak membersihkan meja dan
meninggalkan sampah setelah makan saat berkunjung ke Tokyo menimbulkan perdebatan soal
kebiasaan buruk yang bertentangan dengan etiket di Jepang.
Melalui akun media sosialnya, Tyas Palar mempertanyakan tentang kebiasaan turis itu dengan
menulis, "Kenapa ya, banyak orang Indonesia, kelas menengah dan berduit sekali pun yang
dalam harapan kita tentunya lebih terdidik dan tahu adat, susah tertib? Padahal tertib itu
sesungguhnya memudahkan bagi diri kita sendiri dan juga semua orang."
"Bayangkan kalau ini terjadi pada kita, sedang kesulitan cari meja untuk makan, eeeeh semua
meja kotor dan berantakan!" tambahnya pekan lalu.
Ratusan komentar soal kebiasaan buruk di Facebook termasuk dari akun Yarnedi Mulyadi yang
menulis,
"Tidak usah terlalu menjelekkan orang Indonesia... itu hanya kebiasaan yg (yang) mesti
dirobah."
Galilei Sion yang mengatakan, "Maap maap Gue (Maaf saya) yakin orang yang ke Jepang pasti
bukan orang kalangan bawah, pasti kalangan menengah ke atas, emang budaya kebiasaan
orangnya aja yang jorok."
Seorang warga Jepang, Nana Watarai, yang tinggal di Tokyo mengatakan ada beberapa etiket di
Jepang, termasuk membersihkan meja sendiri setelah makan di food court yang "belum
diketahui" turis asing termasuk yang dari Indonesia.
"Hampir semua tempat untuk food court, meja dibersihkan sendiri dan orang asing mungkin tak
tahu ... karena jumlah pelayan yang tak begitu banyak," kata Nana.
Inilah sejumlah kebiasaan lain yang menurut Nana juga belum banyak diketahui.
Ngobrol dengan suara keras di kereta
Kebiasaan orang Jepang, terutama di Tokyo, adalah diam saat berada di kereta, kata Nana.
"Ngobrol boleh tapi tak terlalu bising, handphone juga tak boleh dipakai, karena kalau ngobrol di
telepon mengganggu orang lain," tambahnya mengacu pada pengalamannya mengantar teman
asal Indonesia yang mendapatkan telepon melalui video saat di kereta.
Tidak memetik bunga sakura
Banyak turis yang berkunjung ke Jepang pada saat musim bunga sakura yang dimulai di
sejumlah tempat di Jepang dari Maret sampai Mei.

Pada saat musim bunga sakura, rakyat Jepang biasanya menikmati dengan piknik di bawah
pohon-pohon sakura, tradisi berabad-abad yang dinamakan hanami.
Seorang warga Indonesia yang tinggal di Tokyo, Vera Aprilianti, mengatakan pada saat musim
sakura, "banyak turis indonesia beramai-ramai metik bunga sakura. Padahal tak boleh, kalau mau
ambil, yang sudah jatuh."
Nana Watarai mengakui ada turis asing yang memetik bunga sakura berwarna putih dan merah
muda ini.
"Memang bunga tak boleh dipetik dari pohon, walaupun ada juga orang Jepang yang ingin...
Tapi banyak juga orang Indonesia yang belum tahu dan bertanya tentang etiket-etiket di Jepang
ini," kata Nana.
Kursi prioritas untuk orang tua di kereta
Di kereta-kereta Jepang, terdapat kursi yang memang diprioritaskan untuk orang tua.
Nana bercerita biasanya dia bertanya terlebih dahulu apakah orang tua yang ada di dekatnya mau
duduk.
Vera juga mengatakan hal senada karena orang usia lanjut di Jepang cenderung mandiri.
"Manula Jepang itu mandiri jadi biasa ke mana mana sendiri termasuk naik kereta, nah meski
kereta penuh tapi banyak di antara mereka yang tak bakal mau dikasih tempat duduk sama kita,
bisa tersinggung mereka karena dianggap sudah jompo dan gak kuat berdiri lama," cerita Vera.
"Mereka malah berpikir kami bahkan lebih kuat dari kalian anak muda. Jadi trik kalau mau kasih
tempat duduk ke manula Jepang adalah dengan berdiri seakan akan mau turun di stasiun
berikutnya. Bangku kosong yang kita tinggalkan itu biasanya akan diduduki sama manula
tersebut," tambahnya.
Buka sepatu saat masuk rumah
Satu kebiasaan lain yang menurut Nana belum banyak diketahui turis adalah untuk membuka
sepatu atau alas kaki bila masuk ke rumah orang Jepang.
"Orang Jepang kalau di rumah, tak biasa pakai sepatu, jadi harus dibuka ... di sekolah juga
begitu."
Sejumlah hotel juga memiliki kamar khas Jepang dengan tikar khusus, dan mewajibkan orang
untuk buka sepatu.
"Di hotel dengan kamar ala Jepang, tamu kalau masuk kamar juga harus buka sepatu," kata
Nana.
Data dari Badan Turis Jepang, Japan Tourism Agency, JNTO, seperti dikutip Nikkei, jumlah
turis Indonesia meningkat lebih dari 32% pada 2016 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dan angka tahun ini lebih tinggi lagi, dengan angka pada Januari dan Februari, untuk turis dan
Indonesia dan Filipina naik 57% dan 40% menurut JNTO.

Sumber: http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-39694664

Mengapa artikel diatas dapat disebut sebagai contoh Etiket?
Artikel di atas termasuk dalam contoh kasus etiket karena dalam artikel tersebut
membahas mengenai perilaku, kebiasaan, dan sopan satun orang Indonesia dalam merapikan
meja setelah selesai makan di salah satu food court di Jepang. Dalam artikel di atas kita dapat
mengetahui bahwa etika di Jepang dan di Indonesia sangat berbeda. Di Indonesia jika kita selesai
makan di food court maka kita tidak akan membereskan mejanya dan langsung pergi begitu saja
karena biasanya ada pelayan yang akan membersikan. Di Jepang memiliki kebiasaan di mana
kita harus membereskan meja setelah selesai makan karena kurangnya pelayan di sana. Menurut
kami orang Indonesia dalam artikel tersebut tidak dapat dikatakan salah karena etiket di setiap
negara pasti berbeda dan tergantung dari orang lain mau menganggap itu salah atau tidak, namun
tidak juga dapat dikatakan bener karena seharusnya sebelum pergi ke negara lain mereka bisa
mencari tahu terlebih dahulu mengenai kebiasaan dan peraturan di negara tersebut.


KODE ETIK
Berikut ini adalah contoh kode etik yang biasanya berlaku pada perusahaan-perusahaan
yaitu :
1.      Jam masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.
2.      Tidak boleh bermain game di kantor.
3.      Harus lapor kepada atasan masing-masing departement jika ingin ijin keluar kantor.
4.      Barang-barang pesanan dikeluarkan oleh bagian gudang.
5.      Penggunaan internet hanya untuk urusan pekerjaan.
6.      Setiap karyawan tidak boleh sembarangan membuka file karyawan lain.

Sumber: http://ciirahma.blogspot.co.id/2012/10/kode-etik- dan-contohnya.html?m=1

Mengapa contoh diatas dapat disebut sebagai contoh Kode Etik?
Contoh tersebut termasuk kedalam kode etik karena hal di atas, merupakan suatu pola aturan,
ketentuan, dan tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktivitas di perusahaan
tersebut.

Sekian untuk pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KALIMAT ATAU SLOGAN TIDAK LOGIS

BIOGRAFI IMMANUEL KANT